A. PENDAHULUAN
Kedisiplinan
merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia
yang terpenting,
karena semakin baik disiplin pegawai, maka semakin tinggi prestasi
kerja yang dapat
dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, maka akan sulit
organisasi
perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Disiplin bila
dijalankan dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku, maka
dapat
mencerminkan besarnya rasa tanggung seseorang terhadap tugas-tugas yang
diberikan
kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan
terwujudnya
tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.
Oleh karena itu,
setiap manajer harus selalu berusaha agar para bawahannya
mempunyai
disiplin yang baik, seorang manajer dapat dikatakan efektif dalam
kepemimpinannya
dapat dilihat jika para bawahannya berdisiplin dengan baik.
Kedisipinan
adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang pegawai untuk menaati
semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran
adalah
sikap seseorang yang secara sukarela menaati peraturan dan
sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya.
Kesediaan
adalah
suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai
dengan
perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
B.
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN
Indikator yang
mempengaruhi tingkat disiplin pegawai suatu perusahaan
antara lain
adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan dan kemampuan
Tujuan yang akan
dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi
kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan)
yang dibebankan
kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai
bersangkutan,
agar dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya.
Disinilah letak pentingnya asas the right man in the right place
and the right
man in the right job
2. Teladan
pimpinan
Teladan pimpinan
sangat berperan sekali dalam menentukan kedisiplinan
pegawai, karena
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus
memberikan contoh yang baik misalnya jujur, berdisipiln , adil,
serta sesuai
dengan kata dengan perbuatannya.
3. Balas jasa
Balas jasa (gaji
dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan,
karena balas
jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap
perusahaan/pekerjaannya,
jika kecintaan pegawai semakin baik terhadap
pekerjaannya,
maka kedisiplinan mereka akan semakin baik.
4. Keadilan
Keadilan juga
ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan
sifat manusia
yang selalu merasa dirinya penting dan diminta diperlakukan sama
dengan manusia
yang lain.
Keadilan yang
dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau
hukuman akan
meransang terciptanya kedisiplinan pegawai yang baik. Seorang
manajer yang
cakap dalam memimpin akan selalu berusaha berlaku adil
terhadap semua
bawahannya, dengan demikian akan tercipta disiplin yang baik
pada diri setiap
pegawai.
5. Waskat
Waskat
(pengawasan melekat) adalah tindakan nyata yang paling efektif dalam
mewujudkan
kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan
harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan
prestasi kerja
bawahannya.
Waskat sangat
efektif untuk meransang kedisiplinan dan moral kerja pegawai,
karena mereka
merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan
dan pengawasan
dari atasannya.
Jadi waskat
adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui
kesalahan,
membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan
prestasi kerja,
mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistemsistem
kerja yang
paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang
terbaik dalam
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.
6. Sanksi
hukuman
Sanksi hukuman
berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai.
Dengan sangsi
hukum yang semakin berat, maka pegawai akan semakin takut
untuk melanggar
peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indispliner
pegawai juga
akan semakin berkurang.
Sanksi hukum harus
diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal
dan
diinformasikan secara jelas kepada seluruh pegawai. Sanksi hukum harus
bersifat
mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya yang bertentangan
dengan
peraturan/ketentuan yang sudah disepakati bersama.
Lebih jauh
sanksi hukum haruslah wajar untuk setiap tingkatan indisipliner,
sehingga dapat
menjadi alat motivasi bagi pegawai untuk menjaga dan
memelihara
kedisiplinan dalam perusahaan.
7. Ketegasan
Ketegasan
pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi baik/
buruknya
kedisiplinan pegawainya. Jadi pimpinan harus berani tegas dalam
bertindak untuk
menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan
sanksi hukum
yang telah ditetapkan.
8. Hubungan
kemanusiaan
Hubungan
kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut
menciptakan
kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan, hubunganhubungan
baik bersifat
vertikal maupun horizontal dapat dilakukan secara
harmonis.
C. PERSAINAGN
DAN KONFLIK
Persaingan dan
konflik sering terjadi diantara pegawai suatu perusahaan. Hal
ini terjadi
karena antar karyawan mempunyai tujuan yang sama, latar belakang yang
heterogen, sikap
perasaan yang sensitif, perbedaan pendapat dan salah paham.
Persaingan yang
sehat akan memotivasi moral kerja, produktivitas kerja dan
kedisiplinan
pegawai, tapi persaingan yang tidak sehat justru akan menimbulkan
konflik diantara
mereka. Persaingan yang sehat perlu dibina agar dinamika
organisasi
berkembang ke arah yang diinginkan. Dengan persaingan yang sehat,
setiap pegawai
akan kreatif, dinamis dan beerlomba-lomba untuk mencapai prestasi
kerja yang
optimal.
Persaingan kerja
yang tidak sehat harus dicegah sedini mungkin, supaya tidak
sampai terjadi
konflik yang akan merugikan perusahaan. Konflik dapat terjadai di
antara individu
pegawai, kelompok dengan kelompok, atasan dengan bawahan
maupun diantara
sesama individu pegawai. Konflik yang tidak teratasi akan
menimbulkan
konfrontasi, perkelahian dan frustrasi. Dan pada akhirnya akan
merugikan
perusahaan.
Karena itu
seorang manajer harus dapat mendeteksi secara dini dan
mengatasi
secepat mungkin konflik yang terjadi di dalam perusahaan, supaya
kerukunan dan
kerjasama di antara pegawai dapat tetap terpelihara dengan baik.
Persaingan
merupakan
kegiatan yang berdasarkan atas sikap rasional dan
emosional dalam
mencapai prestasi kerja yang terbaik. Persaingan
dimotivasi oleh
ambisi untuk memperoleh pengakuan, penghargaan
dan status
sosial yang terbaik.
Konflik
adalah
persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap
emosional dalam
memperoleh kemenangan. Konflik akan menimbulkan
ketegangan,
konfrontasi, perkelahian dan frustrasi jika tidak dapat
diselesaikan.
Ada beberapa hal
yang menyebabkan terjadinya persaingan dan konflik,
antara lain :
1. Tujuan
Tujuan yang sama
yang ingin dicapai akan meransang timbulnya persaingan dan
konflik di
antara individu atau kelompok pegawai. Setiap pegawai atau kelompok
selalu berjuan
untuk memperoleh pengakuan yang lebih baik dari yang lainnya.
Hal ini
memotivasi timbulnya persaingan atau konflik dalam memperoleh prestasi
yang terbaik.
2. Ego Manusia
Ego manusia yang
selalu menginginkan lebih berhasildari manusia lainnya akan
menimbulkan
persaingan atau konflik.
3. Kebutuhan
Kebutuhan
material maupun nono material yang terbatas akan menyebabkan
timbulnya
persaingan atau konflik. Pada dasarnya setiap orang menginginkan
pemenuhan
kebutuhan yang lebih baik dari orang lain.
4. Perbedaan
Pendapat
Perbedaan
pendapat juga dapat menimbulkan persaingan atau konflik, karena
setiap orang
atau kelompok terlalu mempertahankan bahwa pendapat merekalan
yang paling
tepat dari pada yang lainnya. Bahkan hal ini seringkali berujung pada
perpecahan.
5. Salah Paham
Salah paham
sering terjadi di antara orang-orang yang bekerja sama, dan
akhirnya
timbullah persaingan atau konflik di antara mereka.
6. Perasaan
Dirugikan
Perasaan
dirugikan karena perbuatan orang lain juga sering menimbulkan
persaingan atau
konflik. Setiap tidak akan menerima begitu saja kerugian pada
dirinya yang
diakibatkan oleh perbuatan orang lain.
7. Perasaan
Sensitif
Perasaan
sensitif atau mudah tersinggung akan menimbulkan konflik, apalagi
yang menyangkut
harga diri.
Sebenarnya
persaingan dan konflik tidak selalu memiliki konotasi buruk, tapi
juga memiliki
sisi baik.
Kebaikan
persaingan / konflik :
1. Sebagai
sarana instrospeksi atau evaluasi diri demi kemajuan
2. Meningkatkan
moral kerja atau prestasi kerja
3. Mendorong
perkembangan diri demi kemajuan
4. Memotivasi
dinamika organisasi dan kreativitas pegawai.
Keburukan
persaingan / konflik :
1. Kerjasama
kurang serasi dan harmonis di antara pegawai
2. Memotivasi
sikap-sikap emosional pegawai
3. Menimbulkan
sikap apriori pada pegawai
4. Meningkatkan
absen dan turnover pegawai
5. Kerusakan
produksi dan kecelakan makin meningkat
D. KESIMPULAN
1. Kedisiplinan
adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk
mengukur dan
mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara
keseluruhan
telah dilaksanakan dengan baik atau tidak.
2. Jadi dapat
dikatakan kedisiplinan adalah menjadi kunci terwujudnya tujuan
perusahaan, dan
dengan disiplin yang baik berarti pegawai sadar dan bersedia
mengerjakan
semua tugasnya dengan baik
3. Kedisiplinan
pegawai yang baik dapat mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM
lainnya telah
dilaksanakan dengan baik atau sesuai dengan rencana.
4. Dengan
disiplin yang baik berarti pegawai sadar dan bersedia mengerjakan
semua tugasnya
dengan baik.
5. Waskat
(pengawasan melekat) adalah tindakan yang nyata dan efektif untuk
mencegah/mengetahui
kesalahan,membetulkan kesalahan, memelihara
kedisiplinan,
meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan
bawahan,
menggali sistem-sistem kerja yang efektif, serta menciptakan sistem
internal kontrol
yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan,
pegawai, dan
masyarakat.
6. Ketegasan
pimpinan menegur dan menghukum setiap pegawai yang indisipliner
akan mewujudkan
kedisiplinan yang baik pada perusahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar