penjadwalan kuantitatif proyek



BAB I
Pendahuluan

Pada pembukaan bukunya tentang manajemen perangkat lunak, Mieler Page Jones [PAG85] membuat pernyataan yang dapat di banggakan oleh banyak konsultan rekayasa perangkat lunak,yang berbunyi “ Saya telah mengunjungi banyak toko komersial baik yang buruk maupun yang baik, dan saya teklah menilai para manajer pemroses data, yang baik maupun buruk. Sangat sering juga saya melihat dengan perasaan takut ketika manajer-manajer tersebut secara sia-sia bertarung melalui proyek yang penuh mimpi buruk, menggeliat di bawah batas waktu yang tidak mungki dipenuhi, atau sisten penyampaian yang membuat kecewa/marah pemakai mereka dan terus menelan batas waktu pemeriharaan”.
Yang digambarkan oleh Page Jones adalah gejala yang berasal dari serangkaian masalah teknis dan manajemen. Tetapi bila dilakukan evaluasi pada setiap proyek yang baru saja berakhir, sangat dapat dipastikan akan ada tema yang konsisten akan terjadi (manajemen proyek yang lemah).
 
BAB II

Pengertian Manajemen Perangkat Lunak

Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam suatu priode tertentu denga menggunakan tenaga manusia dan ala-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelola dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan..........


 
Kumpulan kegiatan termasuk sumber day dan waktu yang diperlukan, yang diorganisasikan dan bersifat sementara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Manajemen Proyek dilaksanakan dengan tujuan untuk optimasi penggunaan sumber daya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen Proyek harus dilaksanakan dengan cara:
2

- Adanya koordinasi horisontal antar pelaksana yang tidak terlalu birokratis, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat secara luwes dan cepat dilakukan antipasi bila terjadi penyimpangan.


- Adanya penanggung jawab tunggal, biasanya oleh pimpinan proyek yang berfungsi sebagai pusat informasi, integrator antar komponen yang terlibat dan sekaligus pelaksanaan koordinasi dengan pihak diluar proyek.

-Proyek dapat diuraikan menjadi rincian kegiatan yang terstruktur, dimana setiap kegiatan dapat diuraikan menjadi elemen-elemen kegiatan yang mandiri dengan sifat-sifat :
a). Dapat dikelola sebagai suatu paket kerja.
b). Beban biaya dan waktu dapat diukur.
c). Prestasi, biaya dan kualitas dapat diukur.
d). Dapat diintegrasikan menjadi suatu satuan kegiatan.
e). Dapat disusun secara hirarki berjenjang.

Aktivitas Manajemen
Aktivitas manajemen perangkat lunak meliputi beberapa langkah yang terstruktur seperti:
- Proposal Writing(Pembuatan Proposal). Pimpinan proyek harus membuat rencana pekerjaan proyek yang akan dilakukan dari persiapan awal hingga selesainya proyek tersebut. Persiapannya meliputi, tujuan dan maanfaat dijalankannya proyek,apa saja bentuk kegiatan yang dikerjakan,dan tahapan-tahapan pekerjaan.

- Project Costing (Anggaran Proyek). Budged pengeluaran dan pemasukan proyek yang akan dikerjakan perlu dibuat yang serinci mungkin.

-
Project Planning and Scheduling(Penjadwalan dan Perencanaan Proyek). Perencanaan pelaksanaan proyek yang baik harusnya menggunakan jadwal yang tersusun rapi, dan penjadwalan tersebut dikonversi dengan seluruh kegiatan yang akan dikerjakan dari study kelayakan, perencanaan, sampai implementasi dan maintenance proyek.

-
Project Monitoring and Review (Pemonitoran Proyek). Memonitor pelaksanaan proyek perlu dilakukan disetiap tahapan, sehingga kesalahan dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat diketahui sedini mungkin.
- Personal selection and evaluation (Evaluasi dan penyeleksi Personal). Sebelum dilaksanakannya sebuah proyek, maka personal yang terlibat dalam proyek, harus diseleksi sesuai dengan keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya.
- Report Writing and Presentation (Presentasi dan Laporan). Presentasi proposal proyek perlu dilakukan dengan menunjukkan prototype yang ada, sehinnga pihak manajemen yakin akan proyek tersebut

Spektrum Manajemen
Manajemen perangkat lunak berfokus dengan tiga unsur yaitu,
  • Manusia
Faktor manusia sangat penting sehinga Sofware Engineering Institute telah mengembangkan sebuah model kematangan kemampuan manajemen manusia untuk mempertinggi kesiapan kesiapan orgnisasi perangkat lunak untuk mengerjakan aplikasi yang semakin kompleks dengan membantu menarik, menumbuhkan memotivasi, menyebarkan dan memelihara dan memelihara bakat yang dibutuhkan mengembangkan kemampuan perkembangn perangkat lunak mereka.
Model kematangan manajemen manusian membatasi area praktis berikut kunci bagi masyarakat perangkat lunak: rekruitmen, seleksi, manajemen untuk kerja, pelatihan, konpensasi, perkembangan karir, disain, kerja dan organisasi, dan perkembangan tim atau kultur.
  • Masalah
Seorang manajer proyek perangkat lunak dihadapkan pada sebuah dilema pada awal proyek rekayasa perangkat lunak. Diperlukan perkiraan kuatitatif dan rencana organisasi, tetapi informasi yang solid tidak dapat diperoleh diperoleh. Analisis yang mendetail tentang kebutuhan perangkat akn memberikan informasi memadai untuk suatu perhitungan, tetapi analisis sering memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Lebih buruk lagi kebutuhan terkadang berubah-ubah, berubah secara reguler pada saat proyek berjalan. Seorang manajer harus bisa mengamati masalah pada awal dimulainya sebuah proyek. Pada skala minimum, ruang lingkup masalah harus dibangun dan ditentukan.

Proses
Proses perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprihensif bagi pengembangan perangkat lunak dapat dibangun. Didalam suatu industri dikenal berbagai macam proses,demikian juga halnya dengan industri perangkat lunak.Perbedaan proses yang digunakan akan menguraikan aktifitas-aktifitas proses dalam cara-cara yang berlainan.
Manajemen Proyek Perangkat Lunak Berorientasi Objek
Manajemen proyek perangkat lunak modern dapat dibagi kedalam aktivitas-aktivitas berikut:
1.      Membangun kerangka kerja proses yang umum untuk proyek.
2.      Menggunakan kerangka kerja dan matrik historis untuk membangun usaha dan estimasi waktu.
3.      Menentukan produk kerja dan kejadian penting yang membuat kemajuan dapat diukur.
4.      Menentukan ceckpoint bagi jaminan kualitas dan kontrol.
5.      Mengatur perubahan yang terjadi pada saat proses berjalan.
6.      Menelusuri, memonitor, dan mengontrol kemajuan.

Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) dikatakan juga sebagai jalur kritis dimana jalur ini adalah lintasan/jalur dimana terdapat aktivitas-aktivitas yang paling banyak memakan waktu, mulai dari permulaan dikerjakannya proyek sampai berakhirnya pekerjaan tersebut.
Maksud dan tujuan dari jalur kritis ini yaitu:
  • Penundaan pekerjaan pada jalur kritis menyebabkan seluruh aktivitas proyek akan tertunda juga.
  • Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya bila pekerjaan-pekerjaan yang terdapat di jalur kritis dapat dipercepat.
  • Pengawasan dan pengontrolan hanyadipercepat pada jalur kritis saja, maka pekerjaan-pekerjaan di jalur ini harus:
    1. Perlu adanya pengawasan yang ketat agar penyelesaian nya tidak tertunda.
    2. Kemungkinan dengan melakukan crash program dapat mempersingkat penyelesaian dengan resiko biaya akan bertambah
  • Kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui jalur kritis. Hal ini memungkinkan bagi manajer untuk merealokasikan/memindahkan tenaga kerja, alat-lata dan biaya pekerjaan-pekerjaan pada jalur kritis demi efisiensi.
Perencanaan Proyek Perangkat Lunak Objek Orientasi
Proses manajemen perangkat lunak dimulai dengan serangkaian aktivitas yang secara kolektif disebut project planning (perencanaan proyek)
Observasi Pada Estimasi Estimasi (perkiraan) sumber daya ,biaya dan jadwal usaha pengembangan PL membutuhkan pengalaman, mengakses informasi historis yang baik dan keberanian untuk melakukan pengukuran kuantitatif bila hanya data kualitatif saja yang ada. Estimasi membawa resiko yang inheren, dan resiko inilah yang membawa kepada ketidakpastian.
Project Complexity(Kompleksitas proyek) berpengaruh kuat terhadap ketidak pastian yang inhern terhadap perencanaan. Tapi kompleksitas ketidak pastian yang inhern terhadap perencanaan. Tapi kompleksitas merupakan pengukuran relatif yang dipengaruhi oleh kebiasaan dengan usaha yang telah dilakukan pada masa sebelumnya.
Project size(ukuran proyek) merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi akurasi estimasi.
Structural Uncertainty(tingkat ketidakpastian struktural) ,resiko diukurmelalui ketidak pastian pada estimasi kuantitatif yang dibuat untuk sumber daya, biaya, dan jadwal. Bila ruang lingkup proyek tidak dipahami dengan baik atau syarat proyek merupakan subjek terjadinya perubahan, maka resiko dan ketidak pastian menjadi sangat tinggi.

Tujuan Perencanaan Proyek Perangkat Lunak
Tujuan perencanaannya adalah untuk menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan manajer membuat estimasi yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai sumber daya, biaya dan jadwal. Estimasi dibuat dengan sebuah kerangka waktu terbatas pada awal sebuah proyek PL dan secara teratur diperbaharui secara teratur selagi proyek sedang berjalan.
Penjadwalan Proyek Perangkat Lunak
Penjadwalkan proyek perangkat lunak merupakan aktivitas yang mendistribusikan usaha estimasi pada durasi proyek yang direncanakan dengan mengalokasikan usaha untuk tugas rekayasa perangkat lunak tertentu.

Penjadwalan Perangkat Lunak dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Forward scheduling menentukan tanggal mulai proyek dan menjadwalkan ke depan dari tanggal tersebut. Berdasarkan durasi terencana tugas-tugas yang diperlukan,keantarketergantungan tugas-tugas dan alokasi sumber-sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, meng-proyeksi tanggal penyelesaian proyek dengan pengkalkulasian.
  2. Reverse scheduling menentukan tenggat waktu proyek dan menjadwalkan mundur dari tanggal tenggat waktu tersebut. Tugas-tugas, durasinya, keantarketergantungan dan sumber-sumber daya harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa proyek tersebut dapat diselesaikan saat tenggat waktu.
Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
·         Brainstorming
·         Survei
·         Wawancara
·         Informasi historis
·         Kelompok kerja, dll.


Analisa Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut.
Pengelolaan risiko
Dalam megelola suatu resiko terdapat berbagai macam cara yaitu:
1.      Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2.      Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3.      Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4.      Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5.      Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.


Penanganan Risiko
A.    High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.

B.     Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.

C.     High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari risiko tersebut

D.    Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa scenario memang membutuhkan full contingency plan, tergantung pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan re-planning normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.

Implementasi Manajemen Risiko
Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.

Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.

BAB III
Penutup

16
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Kondisi dalam proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat ketidakpastian. Umumnya ketidakpastian biasa terjadi pada tahapan awal proyek. Pemahaman mengenai ruang lingkup yang kurang, pengalaman si pembuat jadwal yang kurang, serta estimasi biaya yang tidak tepat semakin menyebabkan ketidakpastian semakin besar. Membuat jadwal yang realistis sesuai dengan pelaksanaan adalah suatu hal yang sangat sulit untuk dicapai. Walaupun perencanaan dan estimasi yang matang sudah dilakukan, terkadang pada proyek yang tipikal juga mengalami overrun pada perkiraan biayanya. Resiko dan ketidakpastian dalam penjadwalan suatu proyek akan berhubungan dengan biaya, mutu dan waktu pada tahapan pelaksanaan proyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar